Teknokiper.com - Hubungan Daya Biak dengan Kepunahan Makhluk Hidup. Pada beberapa artikel sebelunya, teknokiper telah mengulas beberapa faktor yang memegang peran besar terhadap kelangsungan hidup organisme. Tiga faktor yang utama adalah kemampuan adaptasi, kemampuan menghadapai seleksi alam, dan kemampuan berkembang biak. Sebelumnya juga telah dijelaskan bagaimana adaptasi dan seleksi alam mempengaruhi kelangsungan hidup organisme atau kepunahan organimse. Lalu bagaimana hubungan antara kemampuan berkembang biak (berepr0duksi) dengan kelangsungan hidup organisme? Pada kesempatan ini, teknokiper akan membahas pengaruh daya biak terhadap kelangsungan hidup organisme.
Secara umum, perkembangbiakan makhluk hidup dapat dibagi menjadi dua, yaitu perembangbiakan secara s3ksual dan perkembangbiakan secara as3ksual. Pada tumbuhan istilah tersebut disebut repr0duksi generatif dan repr0duksi vegetatif. Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan dapat berlangsung secara alami atau dengan buatan.
Sama seperti pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan makhluk hidup juga dipengaruhi oleh beberapa faktor meliputi faktor internal seperti kesehatan, hormon, genetik, dan faktor eksternal seperti kondisi lingkungan, suhu, makanan, seleksi alam, dan sebagainya.
Makhluk hidup mampu berkembang biak karena dilengkapi dengan alat atau organ tertentu yang membentuk sistem repr0duksi yaitu organ-organ repr0duksi. Setiap organisme memiliki sistem yang berbeda sesuai dengan tingkat dan jenisnya.
Perbedaan inilah yang memberikan dampak atau pengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu organisme. Daya biak menyatakan kemampuan organisme untuk menghasilkan keturunan. Daya biak yang tinggi artinya dapat menghasilkan banyak keturunan dalam waktu relatif singkat. Sedangkan daya biak rendah artinya hanya menghasilkan sedikit keturunan dalam waktu relatif lama.
Jika dilihat berdasarkan daya biaknya, maka organisme manakah yang paling berpeluang mempertahankan kelestariannya? Apakah organisme dengan daya biak tinggi atau organisme dengan biak rendah?
Terlepas dari faktor-faktor lainnya, tentu organisme yang memiliki daya biak tinggi akan cenderung memiliki peluang lebih besar untuk menjaga kelestariannya. Organisme dengan daya biak tinggi menghasilkan banyak keturunan dalam waktu singkat sehingga cenderung mendominasi lingkungan dan jumlah populasi kemungkinan besar terus meningkat.
Sebaliknya, organisme yang memiliki daya biak rendah cenderung memiliki peluang kecil untuk menjaga kelestariannya. Organisme dengan daya biak rendah menghasilkan sedikit keturunan dalam waktu relatif lama sehingga dengan adanya faktor lainnya kemungkinan besar jumlah mereka akan semakin sedikit dan terancam punah.
#1 Organisme dengan Daya Biak Tinggi
Beberapa organisme yang memiliki daya biak tinggi misalnya laron, tikus, kecoa, belalang, semut, dan sebagainya. Hewan-hewan tersebut termasuk jenis hewan yang hingga saat ini masih terjaga kelestariannya sehingga relatif mudah ditemukan di ekosistem tertentu.
Contoh tumbuhan yang memiliki daya biak tinggi misalnya ilalang dan eceng gondok. Ilalang termasuk jenis tumbuhan yang mampu berkembang biak dengan cepat, sehingga dalam waktu relatif singkat mampu menutupi lahan pertanian dan mengganggu tanaman lain.
Begitupula dengan eceng gondok. Tumbuhan yang biasanya hidup mengapung di air ini memiliki daya biak yang tinggi sehingga dalam waktu relatif singkat keberadaan mereka dapat menutupi lahan perairan dan dalam beberapa kondisi dapat menghambat sampan nelayan.
#2 Organisme dengan Daya Biak Rendah
Sebagian besar organisme yang memiliki daya biak rendah termasuk dalam jenis-jenis organisme yang terancam punah. Beberapa jenis hewan yang memiliki daya biak rendah dan terancam punah misalnya gajah, badak bercula, dan sebagainya.
Gajah dan badak termasuk hewan dengan daya biak rendah yang hanya menghasilkan keturunan sekali dalam dua tahun. Setiap beranak, gajah hanya menghasilkan seekor anak. Ditambah faktor eksternal yang mengancam keselamatan mereka, tak heran jika akhirnya hewan-hewan ini terancam punah.
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah kemampuan berkembang biak mempengaruhi kelangsungan hidup (kelestarian) organisme. Semakin tinggi daya biak organisme, maka kelestariannya cenderung terjaga dan menjauh dari kepunahan.
Perkembangbiakan
Berkembang biak atau berepr0duksi merupakan salah satu ciri-ciri makhluk hidup. Selain untuk menghasilkan keturunan, tujuan utama berkembang bia adalah untuk menjaga kelestarian jenisnya. Sebagai contoh, tikus berkembangbiak agar dapat mempertahankan spesies tikus agar tidak punah begitu pula makhluk hidup lainnya.Secara umum, perkembangbiakan makhluk hidup dapat dibagi menjadi dua, yaitu perembangbiakan secara s3ksual dan perkembangbiakan secara as3ksual. Pada tumbuhan istilah tersebut disebut repr0duksi generatif dan repr0duksi vegetatif. Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan dapat berlangsung secara alami atau dengan buatan.
Sama seperti pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan makhluk hidup juga dipengaruhi oleh beberapa faktor meliputi faktor internal seperti kesehatan, hormon, genetik, dan faktor eksternal seperti kondisi lingkungan, suhu, makanan, seleksi alam, dan sebagainya.
Makhluk hidup mampu berkembang biak karena dilengkapi dengan alat atau organ tertentu yang membentuk sistem repr0duksi yaitu organ-organ repr0duksi. Setiap organisme memiliki sistem yang berbeda sesuai dengan tingkat dan jenisnya.
Hubungan Daya Biak dengan Kelansgungan Hidup
Meskipun setiap makhluk hidup memiliki kecenderungan untuk berkembang biak dan menghasilkan keturunan, namun kemampuan makhluk hidup untuk berkembang biak sangat bervariasi. Tidak semua memiliki daya biak yang baik. Ada yang memiliki daya biak tinggi, adapula yang daya biaknya rendah.Perbedaan inilah yang memberikan dampak atau pengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu organisme. Daya biak menyatakan kemampuan organisme untuk menghasilkan keturunan. Daya biak yang tinggi artinya dapat menghasilkan banyak keturunan dalam waktu relatif singkat. Sedangkan daya biak rendah artinya hanya menghasilkan sedikit keturunan dalam waktu relatif lama.
Jika dilihat berdasarkan daya biaknya, maka organisme manakah yang paling berpeluang mempertahankan kelestariannya? Apakah organisme dengan daya biak tinggi atau organisme dengan biak rendah?
Terlepas dari faktor-faktor lainnya, tentu organisme yang memiliki daya biak tinggi akan cenderung memiliki peluang lebih besar untuk menjaga kelestariannya. Organisme dengan daya biak tinggi menghasilkan banyak keturunan dalam waktu singkat sehingga cenderung mendominasi lingkungan dan jumlah populasi kemungkinan besar terus meningkat.
Sebaliknya, organisme yang memiliki daya biak rendah cenderung memiliki peluang kecil untuk menjaga kelestariannya. Organisme dengan daya biak rendah menghasilkan sedikit keturunan dalam waktu relatif lama sehingga dengan adanya faktor lainnya kemungkinan besar jumlah mereka akan semakin sedikit dan terancam punah.
#1 Organisme dengan Daya Biak Tinggi
Beberapa organisme yang memiliki daya biak tinggi misalnya laron, tikus, kecoa, belalang, semut, dan sebagainya. Hewan-hewan tersebut termasuk jenis hewan yang hingga saat ini masih terjaga kelestariannya sehingga relatif mudah ditemukan di ekosistem tertentu.
Contoh tumbuhan yang memiliki daya biak tinggi misalnya ilalang dan eceng gondok. Ilalang termasuk jenis tumbuhan yang mampu berkembang biak dengan cepat, sehingga dalam waktu relatif singkat mampu menutupi lahan pertanian dan mengganggu tanaman lain.
Begitupula dengan eceng gondok. Tumbuhan yang biasanya hidup mengapung di air ini memiliki daya biak yang tinggi sehingga dalam waktu relatif singkat keberadaan mereka dapat menutupi lahan perairan dan dalam beberapa kondisi dapat menghambat sampan nelayan.
#2 Organisme dengan Daya Biak Rendah
Sebagian besar organisme yang memiliki daya biak rendah termasuk dalam jenis-jenis organisme yang terancam punah. Beberapa jenis hewan yang memiliki daya biak rendah dan terancam punah misalnya gajah, badak bercula, dan sebagainya.
Gajah dan badak termasuk hewan dengan daya biak rendah yang hanya menghasilkan keturunan sekali dalam dua tahun. Setiap beranak, gajah hanya menghasilkan seekor anak. Ditambah faktor eksternal yang mengancam keselamatan mereka, tak heran jika akhirnya hewan-hewan ini terancam punah.
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah kemampuan berkembang biak mempengaruhi kelangsungan hidup (kelestarian) organisme. Semakin tinggi daya biak organisme, maka kelestariannya cenderung terjaga dan menjauh dari kepunahan.
0 comments :
Post a Comment