Pada dasarnya, bioteknologi merupakan teknologi yang sengaja dikembangkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Bioteknologi ditujukan untuk menghasilkan produk dalam skala industri yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Sesuai dengan tujuan tersebut, tentu bioteknologi yang telah diterapkan berhasil membawa manfaat bagi kehidupan orang banyak. Akan tetapi, bioteknologi tak hanya memberikan manfaat. Sama seperti teknologi pada umumnya, bioteknologi juga memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut berupa dampak negatif yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dari segi kesehatan maupun sosial.
Dalam perkembangannya, bioteknologi banyak diterapkan di berbagai bidang kehidupan mulai dari pangan hingga kedokteran. Pengaplikasian tersebut terus berembang baik secara tradisional maupun secara modern dengan teknik dan teknologi paduan.
Bioteknologi sederhana merupakan salah satu bioteknologi yang paling banyak diterapkan oleh masyarakat karena relatif lebih mudah dan dapat dilakukan dengan metode yang sederhana dalam skala kecil atau menengah.
Bioteknologi sederhana biasanya digunakan dalam bidang pangan yaitu untuk menghasilkan produk berupa bahan makanan dengan memanfaatkan jasa dari mikroorganisme misalnya tempe, kecap, yoghurt dan sebagainya.
Bioteknologi sederhana terus berkembang baik metode dan aplikasinya. Tak hanya dalam bidang pangan, bioteknologi sederhana juga dimanfaatkan dalam bidang lain seperti pertanian dan pengobatan.
Pada kesempatan ini, kita akan melihat manfaat bioteknologi di beberapa bidang, yaitu:
1. Bidang Industri Makanan
2. Bidang Pertanian
3. Bidang Kesehatan
Produk makanan yang memanfaatkan bioteknologi biasanya dihasilkan melalui proses fermentasi dengan cara memanfaatkan mikroorganisme untuk menghasilkan produk baru atau produk gubahan dari bahan yang sudah ada.
Secara garis besar, produk makanan hasil bioteknologi konvensional dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Produk makanan bergizi tinggi
2. Produk makanan dan minuman hasil fermentasi alkohol
3. Produk makanan dan minuman hasil fermentasi asam
4. Produk penyedap makanan
Berikut beberapa produk baru yang dihasilkan dari bahan makanan yang sudah ada dengan menggunakan bioteknologi:
Selain menghasilkan produk baru dari bahan makanan yang sudah ada dengan memanfaatkan mikroorganisme, bioteknologi juga berhasil menemukan produk baru yang berasal dari mikroorganisme itu sendiri.
Produk bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme sebagai bahan pangan antara lain:
1. Pemanfaatan khamir Candida utilia pada media bubur kayu untuk menghasilkan protein tinggi yang dimanfaatkan manusia dan hewan.
2. Bahan makanan mikoprotein dari pemanfaatan miselium jamur Fusarium graminearum
3. Bahan pangan pengganti protein dari penumbuhan Saccharomyes cerevisae di medium molase
Dengan menggunakan rekayasa genetika, dapat dihasilkan bibit tanaman yang unggul dan tahan terhadap penyakit sehingga dapat meningkatkan hasil panen petani. Keunggulan tersebut tentu memberikan keuntungan bagi para petani.
Selain rekayasa genetika, teknik kultur jaringan juga membawa angin segar dalam bidang pertanian karena dalam waktu yang relatif singkat, melalui teknik kultur jaringan dapat dihasilkan bibit unggul dalam jumlah besar dengan sifat yang seragam.
Salah satu penerapan Bioteknologi sederhana yang dapat dilakukan oleh petani adalah meningkatkan kesuburan tanah. Berikut beberapa bakteri yang dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah:
1. Rhizobium radisicolla
2. Anabaena azollae
3. Anabaena cycadae
Bakteri Rhizobium radisicolla dapat dijumpai pada bintil-bintil akar tanaman kacang-kacangan. Bakteri ini dapat mengikat nitrogen dari udara sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Bakteri Anabaena azollae dapat ditemukan pada bagian akar tanaman air azolla pinnata. Sama seperti Rhizobium radisicola, bakteri Anabaena azollae juga dapat mengikat nitrogen sehingga dapat membantu kesuburan tanah.
Bakteri Anabena cycadae dapat dijumpai pada akar tanaman pakis haji. Akar tanaman pakis haji (Cycas rumpii) bersimbiosis dengan bakteri Anabaena cycadae sehingga memberikan keuntungan bagi kesuburan tanah.
Berikut ini teknologi yang dimanfaatkan dalam bidang pertanian:
1. Hidroponik
2. Kultur Jaringan
3. Rekayasa genetika
Hidroponik
Hidroponik merupakan cara bercocok tanam yang menggunakan media selain tanah yaitu menggunakan media kultur air dan kultur pasir. Kultur pasir merupakan material pasir atau material lain berupa batu arang, batu apung, sabut kelapa, dan sebagainya.
Teknik hidroponik memberikan beberapa manfaat dan keuntungan, yaitu:
1. Hemat pupuk, pemberian pupuk dapat diatur sesuai kebutuhan
2. Mengurangi serangan hama yang berasal dari tanah
3. Mengoptimalkan produksi pertanian pada lahan yang terbatas
4. Hasil pertanian lebih berkualitas
Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan cara menumbuhkan sel tanaman di dalam medium khusus agar tumbuh menjadi tanaman baru sebagai bibit. Teknik kultur jaringan memberikan manfaat bagi bidang pertanian khususnya dalam hal penyediaan bibit.
Berikut beberapa manfaat dan keuntungan dari kultur jaringan:
1. Dihasilkan bibit dalam jumlah besar dalam waktu relatif singkat
2. Sifat dan kualitas bibit sama seperti induknya
3. Dihasilkan bibit tanaman bebas penyakit dalam jumlah besar
Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika merupakan salah satu teknik untuk menghasilkan bibit unggul dengan sifat tertentu yang diharapkan. Teknik rekayasa genetika telah menghasilkan tanaman dengan sifat-sifat yang dinginkan sehingga dapat menunjang produksi pertanian.
Tanaman yang telah mengalami reayasa genetik untuk menghasilkan substansi yang bukan bagian dari metabolsime normalnya disebut tanaman transgenik. Tanaman transgenik umumnya memiliki kualitas yang lebih unggul dari tanaman biasa.
Dihasilkannya tanaman transgenik yang unggul dan tahan penyakit juga berdampak pada penekanan penggunaan pestisida. Misalnya tanaman jagung transgenik dapat mengurangi penggunaan pestisida sintesis karena tanaman tersebut dapat menghasilkan racun yang dapat membunuh hama.
Rekayasa genetika menghasilkan berbagai produk pertanian yang unggul dan disenangi oleh masyarakat seperti semangka non biji, tanaman padi yang mengandung vitamin A (golden rice), tomat transgenik yang tidak mudah busuk, dan sebagainya.
Hal ini berkaitan dengan antibodi yang terbentuk pada saat virus cacar masuk ke dalam tubuh. Pembentukan antibodi merupakan bentuk kekebalan aktif untuk melawan virus. Oleh sebab itu, para peneliti berfikir bahwa virus bisa menjadi pemicu terbentuknya antibodi.
Fakat tersebut menjadi cikal bakal perkembangan bioteknologi di bidang kesehatan. Para peneliti mencoba memanfaatkan mirkroorganisme tertentu untuk memproduksi zat kimia yang bermanfaat sebagai obat.
Penggunaan bioteknologi dalam bidang pengobatan tentu memberikan manfaat bagi manusia. Penerapan bioteknologi dalam bidang kedokteran dan medis dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
Beberapa produk bioteknologi dalam bidang kesehatan antara lain:
1. Hormon steroid untuk pengobatan reumatik
2. Enzim khusus untuk mendeteksi penyakit tubuh
3. Antibiotik untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen
4. Rekayasa genetik mikroorganisme untuk melawan sel kanker
5. Protein AAT untuk membantu penderita emfisema
6. Hormon insulin untuk membantu penderita dibates melitus
7. Vaksin hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis
1. Dampak terhadap lingkungan
2. Dampak terhadap kesehatan
3. Dampak terhadap sosial ekonomi
4. Dampak terhadap nilai dan norma
Dampak Bioteknologi Tehadap Lingkungan
Seperti dua mata pedang, penerapan bioteknologi memberikan manfaat dalam bidang pertanian tetapi juga memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Penemuan organisme transgenik dapat menimbulkan pencemaran biologi dan mengurangi keanekaragaman.
Perubahan struktur genotif yang disesuaikan dengan keinginan pelaku industri menghasilkan organisme dengan sifat yang seragam. Hal ini mengakibatkan keanekaragaman organisme berkurang dan lama kelamaan akan mengancam kelestarian organisme tersebut.
Dampak Bioteknologi Terhadap Kesehatan
Bioteknologi melalui rekayasa genetika memang memberikan beberapa manfaat di berbagai bidang seperti pertanian, peternakan, dan kesehatan. Namun, beberapa produk hasil rekayasa genetika ternyata diklaim dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan.
Tanaman tomat transgenik mengandung gen yang resisten terhadap antibiotika sehingga dapat menimbulkan masalah baru bagi kesehatan dan akan seluit untuk disembuhkan karena gennya resisten terhadap antibiotik.
Beberapa tanaman dan hewan transgenik yang menjadi produk unggulan untuk meningkatkan produksi juga dapat menimbulkan alergi. Selain itu, penggunaan hormon BGH pada sapi juga mengandung bahan kimia baru yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia.
Dampak Bioteknologi Terhadap Sosial Ekonomi
Produk-produk bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan pada umumnya lebih unggul daripada produk biasa yang tidak menerapkan bioteknologi. Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial dan menyebabkan petani tradisional tertinggal.
Dihasilkannya tanaman transgenik yang unggul akan menggeser tanaman lokal yang asli sehingga mengakibatkan kerugian besar pada petani maupun negara karena hasil pertanian yang diandalkan sebagai komoditi utama kalah bersaing dengan produk tanaman transgenik.
Dampak Bioteknologi Terhadap Nilai dan Norma
Salah satu aplikasi bioteknologi modern yang menimbulkan masalah dari segi norma dan agama adalah teknik rekombinan gen. Penyisipan gen tertentu untuk memperoleh sifat keunggulan pada suatu organisme tentu akan menimbulkan pro dan kontra.
Pemindahan gen antar organisme yang tidak sejenis (hewan ke tumbuhan, manusia ke hewan, atau sebaliknya) dinilai melanggar hukum alam dan bertentangan dengan nilai-nilai budaya yang menghargai nilai intrinsik organisme.
Dalam perkembangannya, bioteknologi banyak diterapkan di berbagai bidang kehidupan mulai dari pangan hingga kedokteran. Pengaplikasian tersebut terus berembang baik secara tradisional maupun secara modern dengan teknik dan teknologi paduan.
Bioteknologi sederhana merupakan salah satu bioteknologi yang paling banyak diterapkan oleh masyarakat karena relatif lebih mudah dan dapat dilakukan dengan metode yang sederhana dalam skala kecil atau menengah.
Bioteknologi sederhana biasanya digunakan dalam bidang pangan yaitu untuk menghasilkan produk berupa bahan makanan dengan memanfaatkan jasa dari mikroorganisme misalnya tempe, kecap, yoghurt dan sebagainya.
Bioteknologi sederhana terus berkembang baik metode dan aplikasinya. Tak hanya dalam bidang pangan, bioteknologi sederhana juga dimanfaatkan dalam bidang lain seperti pertanian dan pengobatan.
Pada kesempatan ini, kita akan melihat manfaat bioteknologi di beberapa bidang, yaitu:
1. Bidang Industri Makanan
2. Bidang Pertanian
3. Bidang Kesehatan
Manfaat Bioteknologi dalam Bidang Pangan
Perkembangan bioteknologi memberikan manfaat yang besar dalam bidang pangan yaitu terciptanya produk-produk pangan yang bergizi tinggi untuk memenuhi kebutuhan manusia.Produk makanan yang memanfaatkan bioteknologi biasanya dihasilkan melalui proses fermentasi dengan cara memanfaatkan mikroorganisme untuk menghasilkan produk baru atau produk gubahan dari bahan yang sudah ada.
Secara garis besar, produk makanan hasil bioteknologi konvensional dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Produk makanan bergizi tinggi
2. Produk makanan dan minuman hasil fermentasi alkohol
3. Produk makanan dan minuman hasil fermentasi asam
4. Produk penyedap makanan
Berikut beberapa produk baru yang dihasilkan dari bahan makanan yang sudah ada dengan menggunakan bioteknologi:
Bahan | Organisme | Produk Baru |
Buah-buahan | Khamir | Minuman anggur |
Kedelai | Rhizopus oligosporus | Tempe |
Kedelai | Aspergillus wentii | Tauco |
Udang | Lactobacillus | Terasi |
Susu | Streptococcus lactis | Keju |
Susu | Lactobacillus Streptococcus | Yoghurt |
Bungil kacang | Neurospora sitophila | Oncom |
Air kelapa | Acetobacter xylium | Nata de coco |
Larutan gula | Saccharomices cerevisae | Cuka |
Kedelai | Aspergillus oligosporus | Kecap |
Gandum | Saccharomyces | Roti |
Ketan | Saccharomyces | Tape |
Selain menghasilkan produk baru dari bahan makanan yang sudah ada dengan memanfaatkan mikroorganisme, bioteknologi juga berhasil menemukan produk baru yang berasal dari mikroorganisme itu sendiri.
Produk bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme sebagai bahan pangan antara lain:
1. Pemanfaatan khamir Candida utilia pada media bubur kayu untuk menghasilkan protein tinggi yang dimanfaatkan manusia dan hewan.
2. Bahan makanan mikoprotein dari pemanfaatan miselium jamur Fusarium graminearum
3. Bahan pangan pengganti protein dari penumbuhan Saccharomyes cerevisae di medium molase
Manfaat Bioteknologi dalam Bidang Pertanian
Di bidang pertanian, bioteknologi dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian. Hal itu dilakukan dengan cara menghasilkan bibit-bibit unggul melalui rekayasa genetika dan kultur jaringan.Dengan menggunakan rekayasa genetika, dapat dihasilkan bibit tanaman yang unggul dan tahan terhadap penyakit sehingga dapat meningkatkan hasil panen petani. Keunggulan tersebut tentu memberikan keuntungan bagi para petani.
Selain rekayasa genetika, teknik kultur jaringan juga membawa angin segar dalam bidang pertanian karena dalam waktu yang relatif singkat, melalui teknik kultur jaringan dapat dihasilkan bibit unggul dalam jumlah besar dengan sifat yang seragam.
Salah satu penerapan Bioteknologi sederhana yang dapat dilakukan oleh petani adalah meningkatkan kesuburan tanah. Berikut beberapa bakteri yang dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah:
1. Rhizobium radisicolla
2. Anabaena azollae
3. Anabaena cycadae
Bakteri Rhizobium radisicolla dapat dijumpai pada bintil-bintil akar tanaman kacang-kacangan. Bakteri ini dapat mengikat nitrogen dari udara sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Bakteri Anabaena azollae dapat ditemukan pada bagian akar tanaman air azolla pinnata. Sama seperti Rhizobium radisicola, bakteri Anabaena azollae juga dapat mengikat nitrogen sehingga dapat membantu kesuburan tanah.
Bakteri Anabena cycadae dapat dijumpai pada akar tanaman pakis haji. Akar tanaman pakis haji (Cycas rumpii) bersimbiosis dengan bakteri Anabaena cycadae sehingga memberikan keuntungan bagi kesuburan tanah.
Berikut ini teknologi yang dimanfaatkan dalam bidang pertanian:
1. Hidroponik
2. Kultur Jaringan
3. Rekayasa genetika
Hidroponik
Hidroponik merupakan cara bercocok tanam yang menggunakan media selain tanah yaitu menggunakan media kultur air dan kultur pasir. Kultur pasir merupakan material pasir atau material lain berupa batu arang, batu apung, sabut kelapa, dan sebagainya.
Teknik hidroponik memberikan beberapa manfaat dan keuntungan, yaitu:
1. Hemat pupuk, pemberian pupuk dapat diatur sesuai kebutuhan
2. Mengurangi serangan hama yang berasal dari tanah
3. Mengoptimalkan produksi pertanian pada lahan yang terbatas
4. Hasil pertanian lebih berkualitas
Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan cara menumbuhkan sel tanaman di dalam medium khusus agar tumbuh menjadi tanaman baru sebagai bibit. Teknik kultur jaringan memberikan manfaat bagi bidang pertanian khususnya dalam hal penyediaan bibit.
Berikut beberapa manfaat dan keuntungan dari kultur jaringan:
1. Dihasilkan bibit dalam jumlah besar dalam waktu relatif singkat
2. Sifat dan kualitas bibit sama seperti induknya
3. Dihasilkan bibit tanaman bebas penyakit dalam jumlah besar
Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika merupakan salah satu teknik untuk menghasilkan bibit unggul dengan sifat tertentu yang diharapkan. Teknik rekayasa genetika telah menghasilkan tanaman dengan sifat-sifat yang dinginkan sehingga dapat menunjang produksi pertanian.
Tanaman yang telah mengalami reayasa genetik untuk menghasilkan substansi yang bukan bagian dari metabolsime normalnya disebut tanaman transgenik. Tanaman transgenik umumnya memiliki kualitas yang lebih unggul dari tanaman biasa.
Dihasilkannya tanaman transgenik yang unggul dan tahan penyakit juga berdampak pada penekanan penggunaan pestisida. Misalnya tanaman jagung transgenik dapat mengurangi penggunaan pestisida sintesis karena tanaman tersebut dapat menghasilkan racun yang dapat membunuh hama.
Rekayasa genetika menghasilkan berbagai produk pertanian yang unggul dan disenangi oleh masyarakat seperti semangka non biji, tanaman padi yang mengandung vitamin A (golden rice), tomat transgenik yang tidak mudah busuk, dan sebagainya.
Manfaat Bioteknologi dalam Bidang Kesehatan
Sebelum teknologi kesehatan berkembang, banyak masyarakat yang menganggap bahwa tubuh akan kebal terhadap suatu penyakit setelah sembuh dari penyakit tersebut misalnya seseorang yang sudah pernah terkena cacar tidak akan mengalami penyakit cacar lagi.Hal ini berkaitan dengan antibodi yang terbentuk pada saat virus cacar masuk ke dalam tubuh. Pembentukan antibodi merupakan bentuk kekebalan aktif untuk melawan virus. Oleh sebab itu, para peneliti berfikir bahwa virus bisa menjadi pemicu terbentuknya antibodi.
Fakat tersebut menjadi cikal bakal perkembangan bioteknologi di bidang kesehatan. Para peneliti mencoba memanfaatkan mirkroorganisme tertentu untuk memproduksi zat kimia yang bermanfaat sebagai obat.
Penggunaan bioteknologi dalam bidang pengobatan tentu memberikan manfaat bagi manusia. Penerapan bioteknologi dalam bidang kedokteran dan medis dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
Beberapa produk bioteknologi dalam bidang kesehatan antara lain:
1. Hormon steroid untuk pengobatan reumatik
2. Enzim khusus untuk mendeteksi penyakit tubuh
3. Antibiotik untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen
4. Rekayasa genetik mikroorganisme untuk melawan sel kanker
5. Protein AAT untuk membantu penderita emfisema
6. Hormon insulin untuk membantu penderita dibates melitus
7. Vaksin hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis
Dampak Negatif Bioteknologi
Meskipun ditujukan untuk kebaikan manusia dan membawa beberapa manfaat yang nyata, akan tetapi penerapan bioteknologi juga membawa beberapa dampak negatif bagi kehidupan mansuia. Dampak tersebut dapat kita tinjau dari berbagai bidang, yaitu:1. Dampak terhadap lingkungan
2. Dampak terhadap kesehatan
3. Dampak terhadap sosial ekonomi
4. Dampak terhadap nilai dan norma
Dampak Bioteknologi Tehadap Lingkungan
Seperti dua mata pedang, penerapan bioteknologi memberikan manfaat dalam bidang pertanian tetapi juga memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Penemuan organisme transgenik dapat menimbulkan pencemaran biologi dan mengurangi keanekaragaman.
Perubahan struktur genotif yang disesuaikan dengan keinginan pelaku industri menghasilkan organisme dengan sifat yang seragam. Hal ini mengakibatkan keanekaragaman organisme berkurang dan lama kelamaan akan mengancam kelestarian organisme tersebut.
Dampak Bioteknologi Terhadap Kesehatan
Bioteknologi melalui rekayasa genetika memang memberikan beberapa manfaat di berbagai bidang seperti pertanian, peternakan, dan kesehatan. Namun, beberapa produk hasil rekayasa genetika ternyata diklaim dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan.
Tanaman tomat transgenik mengandung gen yang resisten terhadap antibiotika sehingga dapat menimbulkan masalah baru bagi kesehatan dan akan seluit untuk disembuhkan karena gennya resisten terhadap antibiotik.
Beberapa tanaman dan hewan transgenik yang menjadi produk unggulan untuk meningkatkan produksi juga dapat menimbulkan alergi. Selain itu, penggunaan hormon BGH pada sapi juga mengandung bahan kimia baru yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia.
Dampak Bioteknologi Terhadap Sosial Ekonomi
Produk-produk bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan pada umumnya lebih unggul daripada produk biasa yang tidak menerapkan bioteknologi. Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial dan menyebabkan petani tradisional tertinggal.
Dihasilkannya tanaman transgenik yang unggul akan menggeser tanaman lokal yang asli sehingga mengakibatkan kerugian besar pada petani maupun negara karena hasil pertanian yang diandalkan sebagai komoditi utama kalah bersaing dengan produk tanaman transgenik.
Dampak Bioteknologi Terhadap Nilai dan Norma
Salah satu aplikasi bioteknologi modern yang menimbulkan masalah dari segi norma dan agama adalah teknik rekombinan gen. Penyisipan gen tertentu untuk memperoleh sifat keunggulan pada suatu organisme tentu akan menimbulkan pro dan kontra.
Pemindahan gen antar organisme yang tidak sejenis (hewan ke tumbuhan, manusia ke hewan, atau sebaliknya) dinilai melanggar hukum alam dan bertentangan dengan nilai-nilai budaya yang menghargai nilai intrinsik organisme.
0 comments :
Post a Comment