Teknokiper.com - Seleksi Alam. Anda tentu pernah mendengar berita tentang kematian beberapa pendaki gunung yang mencoba mendaki gunung bersalju akibat suhu yang terlalu dingin atau berita yang sempat menghebohkan dunia Internasional yaitu meninggalnya ribuan warga India akibat gelombang panas pada tahun 2005 lalu. Kedua peristiwa tersebut merupakan contoh seleksi alam yang mengakibatkan organisme tertentu tidak dapat bertahan hidup. Pada kedua kasus tersebut, agen yang menjadi faktor penyeleksi adalah perubahan suhu. Selain perubahan suhu, ada beberapa faktor lain yang menjadi faktor seleksi di alam. Pada kesempatan ini, teknokiper akan membahas beberapa faktor yang menjadi penyeleksi makhluk hidup di alam.
Seleksi alam merupakan proses seleksi yang dilakukan alam terhadap makhluk hidup yang berada di sana. Seleksi alam berperan besar dalam menentukan organisme mana yang akan bertahan hidup atau organisme mana yang akan punah karena tidak dapat bertahan hidup.
Organisme yang lolos dari seleksi alam akan bertahan hidup, sebaliknya organisme yang tidak lolos dari seleksi alam akan punah. Organisme yang lolos seleksi alam umumnya adalah organisme yang memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap perubahan lingkungannya.
#1 Perubahan Suhu
Setiap makhluk hidup memiliki karkateristik yang berbeda-beda dan salah satu yang menjadi karakter tersebut adalah penyesuaian terhadap suhu lingkungan. Sebagian besar makhluk hidup hanya dapat bertahan hidup di lingkungan dengan suhu yang sesuai untuk tubuhnya.
Hewan atau tumbuhan tertentu hanya dapat hidup di daerah dengan suhu yang dapat mereka toleris misalnya di kutub, di daerah tropis, atau di daerah padang pasir. Jika terjadi perubahan suhu (ekstrim), maka makhluk hidup akan cenderung mengalami kesulitan. Makhluk hidup yang mampu beradaptasi dengan perubahan suhu akan lolos dari seleksi alam sedangkan yang tidak adaptif akan punah.
#2 Keterbatasan Makanan
Selain perubahan suhu, salah satu faktor yang memegang peran besar sebagai agen penyeleksi makhluk hidup adalah makanan. Makanan merupakan hal pokok yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk bertahan hidup sehingga keterbatasan makanan akan menimbulkan masalah.
Keterbatasan makanan tidak hanya menyebabkan kelaparan atau kesulitan untuk memperoleh makanan, tetapi juga akan meningkatkan kompetisi di antara organisme-organisme yang jenis makanannya sama. Hal ini akan meningkatkan tekanan seleksi.
Salah satu contoh seleksi alam yang terjadi akibat keterbatasan makanan adalah teori mengenai leher Jerpapah. Menurut teori Darwin, pada awalnya terdapat jerapah berleher panjang dan jerapah berleher pendek namun pada akhirnya jerapah yang beleher panjang yang lolos dari seleksi alam.
Seleksi alam yang dimaksud adalah terbatasnya tumbuhan (daun-daunan) sebagai makanan jerapah. Seiiring bertambahnya populasi dan pepohonan semakin tinggi, jerapah berleher pendek tidak dapat menjangkau dedaunan dan tidak memperoleh makanan sehingga kahirnya punah. Sebaliknya, jerapa leher panjang tetap bertahan karena dapat menjangkau dedaunan.
#3 Cahaya Matahari
Bagi tumbuhan tingkat tinggi yang beklorofil dan melakuka fotosintesis, cahaya matahari mutlak dibutuhkan, sehingga ketersediaan cahaya matahari dengan instensitas yang cukup sangat dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen dalam suatu ekosistem.
Tumbuhan membutuhkan bantuan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis dan menghasilkan zat makanan yang menjadi sumber energi utama dalam rantai makanan. Jika tumbuhan tidak bertahan hidup karena tidak ada cahaya matahari, maka hewan herbivora tidak memiliki tanaman untuk dimakan dan rantai makanan akan terganggu.
#4 Keterbatasan Tempat Tinggal
Faktor berikuntya yang juga menjadi agen penyeleksi makhluk hidup di dalam adalah ketersediaan ruang atau tempat tinggal. Sudah kodrat makhluk hidup membutuhkan alam atau lingkungannya untuk tempat hidup. Hampir seluruh makhluk hidup menggantungkan hidup pada lingkungan atau alam tempat tingaalnya.
Keterbatasan ruang untuk tempat tinggal merupakan salah satu masalah yang dapat mengakibatkan terjadinya seleksi alam. Ruang yang terbatas akan mengakibatkan kepadatan dan pada akhirnya akan meningkatkan berbagai masalah seperti persaingan, perebutan wilayah, pembataian, dan sebagainya.
#5 Kompetisi dan Predatorisme
Faktor lain yang juga dapat menjeadi agen penyeleksi makhluk hidup di suatu ekosistem adalah adanya kompetisi dan predatorisme. Kompetisi merupakan hubungan antara dua atau lebih jenis makhluk hidup yang memperrbutkan hal yang sama misalnya makanan, tempat tinggal, dan sebagainya.
Predatorisme merupakan hubungan antar organisme dimana salah satu organsime menjadi pemangsa yang memangsa organisme lainnya. Organisme predator biasanya adalah hewan pemakan daging (karnivora) atau pemakan serangga tertentu (insektivora).
Salah satu contoh seleksi alam karena faktor ini adalah berkurangnya populasi kupu-kupu Biston betularia yang bersayap cerah setelah revolusi industri Inggris. Sebelum revolusi industri, populasi kupu-kupu cerah lebih banyak daripada yang besayap gelap karena kupu-kupu yang bersayap gelap lebih mudah terlihat oleh musuh sehingga lebih sering dimangsa.
Namun setelah revolusi industri, hutan-hutan di Inggris tertutup jelaga dan batang tumbuhan cenderung berwarna gelap. Akibatnya, kupu-kupu yang bersayap cerah menjadi lebih mudah terlihat oleh pemangsa dibanding yang bersayap gelap sehingga jumlah populasi kupu-kupu bersayap cerah menjadi lebih sedikit.
Selain faktor-faktor di atas, sebenarnya masih banyak faktor-faktor yang bisa menjadi agen penyeleksi di alam. Beberapa faktor lain yang menjadi faktor seleksi antaralain bencana alam, eksploitasi oleh manusia, dan sebagainya.
Pengertian Seleksi Alam
Seleksi alam berkaitan dengan upaya makhluk hidup untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pada pembahasan sebelumnya telah dijabarkan bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kelangsungan hidup organisme, yaitu kemampuan adaptasi, daya biak, dan seleksi alam.Seleksi alam merupakan proses seleksi yang dilakukan alam terhadap makhluk hidup yang berada di sana. Seleksi alam berperan besar dalam menentukan organisme mana yang akan bertahan hidup atau organisme mana yang akan punah karena tidak dapat bertahan hidup.
Organisme yang lolos dari seleksi alam akan bertahan hidup, sebaliknya organisme yang tidak lolos dari seleksi alam akan punah. Organisme yang lolos seleksi alam umumnya adalah organisme yang memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap perubahan lingkungannya.
Faktor-faktor Penyeleksi di Alam
Seleksi alam dapat terjadi melalui beberapa agen seleksi atau faktor-faktor penyeleksi yang ada di alam. Beberapa faktor tersebut antara lain perubahan suhu, keterbatasan makanan, keterbatasan ruang tempat tinggal, cahaya matahari, dan predatorisme.#1 Perubahan Suhu
Setiap makhluk hidup memiliki karkateristik yang berbeda-beda dan salah satu yang menjadi karakter tersebut adalah penyesuaian terhadap suhu lingkungan. Sebagian besar makhluk hidup hanya dapat bertahan hidup di lingkungan dengan suhu yang sesuai untuk tubuhnya.
Hewan atau tumbuhan tertentu hanya dapat hidup di daerah dengan suhu yang dapat mereka toleris misalnya di kutub, di daerah tropis, atau di daerah padang pasir. Jika terjadi perubahan suhu (ekstrim), maka makhluk hidup akan cenderung mengalami kesulitan. Makhluk hidup yang mampu beradaptasi dengan perubahan suhu akan lolos dari seleksi alam sedangkan yang tidak adaptif akan punah.
#2 Keterbatasan Makanan
Selain perubahan suhu, salah satu faktor yang memegang peran besar sebagai agen penyeleksi makhluk hidup adalah makanan. Makanan merupakan hal pokok yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk bertahan hidup sehingga keterbatasan makanan akan menimbulkan masalah.
Keterbatasan makanan tidak hanya menyebabkan kelaparan atau kesulitan untuk memperoleh makanan, tetapi juga akan meningkatkan kompetisi di antara organisme-organisme yang jenis makanannya sama. Hal ini akan meningkatkan tekanan seleksi.
Salah satu contoh seleksi alam yang terjadi akibat keterbatasan makanan adalah teori mengenai leher Jerpapah. Menurut teori Darwin, pada awalnya terdapat jerapah berleher panjang dan jerapah berleher pendek namun pada akhirnya jerapah yang beleher panjang yang lolos dari seleksi alam.
Seleksi alam yang dimaksud adalah terbatasnya tumbuhan (daun-daunan) sebagai makanan jerapah. Seiiring bertambahnya populasi dan pepohonan semakin tinggi, jerapah berleher pendek tidak dapat menjangkau dedaunan dan tidak memperoleh makanan sehingga kahirnya punah. Sebaliknya, jerapa leher panjang tetap bertahan karena dapat menjangkau dedaunan.
#3 Cahaya Matahari
Bagi tumbuhan tingkat tinggi yang beklorofil dan melakuka fotosintesis, cahaya matahari mutlak dibutuhkan, sehingga ketersediaan cahaya matahari dengan instensitas yang cukup sangat dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen dalam suatu ekosistem.
Tumbuhan membutuhkan bantuan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis dan menghasilkan zat makanan yang menjadi sumber energi utama dalam rantai makanan. Jika tumbuhan tidak bertahan hidup karena tidak ada cahaya matahari, maka hewan herbivora tidak memiliki tanaman untuk dimakan dan rantai makanan akan terganggu.
#4 Keterbatasan Tempat Tinggal
Faktor berikuntya yang juga menjadi agen penyeleksi makhluk hidup di dalam adalah ketersediaan ruang atau tempat tinggal. Sudah kodrat makhluk hidup membutuhkan alam atau lingkungannya untuk tempat hidup. Hampir seluruh makhluk hidup menggantungkan hidup pada lingkungan atau alam tempat tingaalnya.
Keterbatasan ruang untuk tempat tinggal merupakan salah satu masalah yang dapat mengakibatkan terjadinya seleksi alam. Ruang yang terbatas akan mengakibatkan kepadatan dan pada akhirnya akan meningkatkan berbagai masalah seperti persaingan, perebutan wilayah, pembataian, dan sebagainya.
#5 Kompetisi dan Predatorisme
Faktor lain yang juga dapat menjeadi agen penyeleksi makhluk hidup di suatu ekosistem adalah adanya kompetisi dan predatorisme. Kompetisi merupakan hubungan antara dua atau lebih jenis makhluk hidup yang memperrbutkan hal yang sama misalnya makanan, tempat tinggal, dan sebagainya.
Predatorisme merupakan hubungan antar organisme dimana salah satu organsime menjadi pemangsa yang memangsa organisme lainnya. Organisme predator biasanya adalah hewan pemakan daging (karnivora) atau pemakan serangga tertentu (insektivora).
Salah satu contoh seleksi alam karena faktor ini adalah berkurangnya populasi kupu-kupu Biston betularia yang bersayap cerah setelah revolusi industri Inggris. Sebelum revolusi industri, populasi kupu-kupu cerah lebih banyak daripada yang besayap gelap karena kupu-kupu yang bersayap gelap lebih mudah terlihat oleh musuh sehingga lebih sering dimangsa.
Namun setelah revolusi industri, hutan-hutan di Inggris tertutup jelaga dan batang tumbuhan cenderung berwarna gelap. Akibatnya, kupu-kupu yang bersayap cerah menjadi lebih mudah terlihat oleh pemangsa dibanding yang bersayap gelap sehingga jumlah populasi kupu-kupu bersayap cerah menjadi lebih sedikit.
Selain faktor-faktor di atas, sebenarnya masih banyak faktor-faktor yang bisa menjadi agen penyeleksi di alam. Beberapa faktor lain yang menjadi faktor seleksi antaralain bencana alam, eksploitasi oleh manusia, dan sebagainya.
0 comments :
Post a Comment