Tenaga Endogen dan Eksogen yang Mempengaruhi Bentuk Muka Bumi

Posted by on 2016-04-27 - 8:17 PM

Bentuk muka bumi terbentuk melalui proses pembentukan dan perombakan yang berlangsung cukup lama bahkan hingga ribuan tahun. Proses-proses yang terjadi secara alami membentuk permukaan bumi hingga sedemikian rupa dengan struktur dan ketinggian yang berbeda-beda sesuai karakternya masing-masing. Bentuk muka bumi bersifat tidak tetap karena cenderung mengalami perubahan baik akibat proses alami maupun karena proses buatan. Perbedaan tinggi rendahnya permukaan bumi disebut relief dan dipelajari secara khusus dalam ilmu geomorfologi.

Secara garis besar, bentuk muka bumi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
1. Bentuk muka bumi di daratan
2. Bentuk mua bumi di lautan

Bentuk muka bumi di daratan adalah bentuk-bentuk permukaan bumi yang berada di permukaan dan tidak ditutupi oleh air. Beberapa bentuk muka bumi di daratan antaralain dataran rendah, dataran tinggi, bukit, perbukitan, gunung, pegunungan, lembah, dan sebagainya.

Bentuk muka bumi di lautan tidak jauh berbeda dengan bentuk muka bumi di daratan hanya saja bentuk muka bumi di lautan berada di dasar laut ditutupi oleh air. Beberapa bentuk muka bumi di lautan antara lain palung laut, gunung laut, punggung laut, lubuk laut, ambang laut, dan sebagainya.

Tenaga Geologi yang Mempengaruhi Bentuk Muka Bumi

Bentuk-bentuk muka bumi tersebut dipengaruhi oleh suatu tenaga geologi. Tenaga geologi merupakan kekuatan-kekuatan alami atau energi yang berpengaruh terhadap bentuk muka bumi.

Berdasarkan asalnya, tenaga geologi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:
1. Tenaga endogen
2. Tenaga eksogen

Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga pembentuk muka bumi yang sumbernya berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen umumnya memberikan berbagai bentuk kulit bumi dan bersifat membangun.

Proses pembentukan muka bumi secara alami oleh tenaga endogen disebut siklus geologi. Siklus geologi terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
1. Siklus orogenesa
2. Siklus Gliptogenesa
3. Siklus litogenesa

Siklus orogenesa merupakan tahapan pengangkatan lapisan bumi ke permukaan sehingga membentuk gunung dan pegunungan.

Siklus gliptogenesa merupakan tahapan penghancuran atau pemerataan kembali gunung-gunung atau pegunungan yang pernah terbentuk.

Siklus litogenesa merupakan tahapan pembentukan batuan sedimen yang diendapkan di lembah-lembah atau dataran rendah. Setelah itu kembali ke silus orogenesa.

Secara garis besar, tenaga endogen dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Tektonisme
2. Vulkanisme
3. Seisme

Tektonisme
Tektonisme (pergeseran lempeng bumi) merupakan gaya atau kekuatan yang bekerja di dalam lapisan bumi dan menimbulkan pergeseran batuan secara vertikal dan horizontal. Proses tektonisme terjadi akibat adanya energi di dalam bumi yang mendesak selubung bumi.

Gerak tektonisme dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Gerak epirogenesis
2. Gerak orogenesis

Gerak epirogenesis adalah gerakan pada palisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal akibat pengangkatan atau penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat lambat dan berlangsung dalam waktu yang sangat lama serta meliputi wilayah yang sangat luas.

Gerak epirogenesa dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Epirogenesa positif
2. Epirogenesa negatif.

Epirogenesa positif merupakan gerakan yang mengakibatkan turunnya lapisan kulit bumi sehingga permukaan air laut terlihat naik.

Epirogenesa negatif merupakan gerakan yang mengakibatkan naiknya lapisan kulit bumi sehingga permukaan air laut terlihat turun.

Gerak orogenesis adalah gerakan pada permukaan bumi baik secara horizontal maupun vertikal akibat dari pergerakan lempeng bumi yang berupa pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat cepat dan meliputi daerah yang sangat sempit. Gerak orogenesis merupakan gerak pembentuk pegunungan.

Gerakan orogenesis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Lipatan
2. Patahan

Lipatan adalah gerak tekanan horizontal yang menyebabkan bagian kulit bumi yang elastis mengalami pengerutan, pelipatan dan menghasilkan bentuk baru berupa pegunungan.

Patahan adalah gerak tekanan horizontal dan vertikal yang menyebabkan bagian lapisan kulit bumi yang rapuh menjadi retak atau patah dan mengahsilkan bentuk baru berupa jurang.

Vulkanisme
Vulkanisme (aktivitas gunung berapi) merupakan gejala-gejala yang timbul akibat aktivitas gunung berapi yang berkaitan dengan kegiatan magma. Proses vulkanisme terjadi karena adanya energi di dapur magma yang mendesak selubung bumi.

Proses vulkanisme berkaitan dengan pembentukan gunung. Jika energi di dapur magma sangat kuat dan mampu mendesak atau menerobos lapisan bumi, maka etrbentuklah gunung api baru yang sekaligus mengubah bentuk muka bumi.

Seisme
Seisme merupakan getaran yang berasal dari dalam bumi dan merambat ke permukaan bumi. Seisme disebabkan oleh gelombang seismik yang dipancarkan oleh sumebr gempa.

Proses seisme disebabkan oleh adanya gejolak atau aksi di dalam bumi yang menimbulkan getaran hebat dan mampu memberikan dampak terhadap bentuk muka bumi. Getaran yang timbul mengakibatkan bentuk muka bumi mengalami perubahan. 

Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen adalah tenaga pembentuk muka bumi yang sumbernya berasal dari luar bumi. Tenaga eksogen cenderung bersifat merusak karena mengubah bentuk muka bumi yang telah terbentuk secara alami oleh tenaga endogen.

Secara umum ada tiga tenaga endogen yang berpengaruh terhadap bentuk muka bumi, yaitu:
1. Air mengalir
2. Angin
3. Gletser

Aliran Air
Air mengalir memiliki kekuatan yang dapat membentuk muka bumi. Jika kekuatan yang dimiliki aliran air cukup besar, maka aliran air dapat merubah bentuk muka bumi yang dilaluinya. Air mengalir dapat menimbulkan erosi dan korosi.

Material hasil erosi dan korosi akan dibawa oleh aliran air dan diendapkan pada cekungan-cekungan di muka bumi. Proses tersebut akan mengubah bentuk muka bumi seperti halnya perubahan bentuk di sepanjang aliran sungai.

Angin
Tenaga eksogen selanjutnya yang dapat mempengaruhi bentuk muka bumi adalah angin. Pengaruh angin terhadap bentuk muka bumi paling jelas dapat diamati pada daerah-daerah yang kering misalnya gurun pasir.

Angin yang bertiup kencang memiliki energi yang besar untuk memindahkan butiran pasir dari suatu tempat ke tempat lain dan diendapkan di suatu tempat ketika kekuatan angin melemah.

Angin dapat menimbulkan korosi berupa benturan atau gesekan antara material yang tertiup angin dengan suatu bukit yang dilaluinya. Angin kencang yang bertiup di lautan juga dapat menimbulkan gelombang laut yang dapat mengubah garis pantai dan mengerosi dinding pantai membentuk gua laut dan sebagainya.

Gletser
Di daerah yang selalu ditutupi salju, terdapat tenaga eksogen yang jika berada dalam jumlah yang besar dapat mengakibatkan perubahan bentuk muka bumi. Tenaga tersebut adalah gletser atau aliran es.

Aliran es bermula dari timbunan salju. Timbunan salju semakin lama akan semakin banyak dan membentuk bongkahan es yang sangat besar. Bongkahan inilah yang kemudian bergeser dan bergerak menuruni lereng membentuk gletser.

Aliran es dapat bersifat membangun atau merusak. Aliran es, selain mengubah bentuk muka bumi yang dilaluinya juga membawa material yang diangkutnya sehingga dapat menimbulkan erosi sekaligus membentuk endapan yang memicu timbulnya bentuk muka bumi yang baru.



0 comments :

Post a Comment